Rabu, 19 Oktober 2016

TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN



A.     Dasar Teori
            Frederick  (67:1989) menyatakan bahwa untuk tumbukan antara dua benda di mana kedua benda itu selalu bergerak dalam garis lurus yang sama, dapat didefinisikan suatu koefisien restitusi sebagai berikut :
Koefisien restitusi e =


Dimana :
   u1, u2 disebut kecepatan relatif sebelum tumbukan (kedua benda saling mendekat)
  v1, v2 disebut kecepatan relatif sesudah tumbukan (kedua benda saling menjauhi
                 Perhatikan bahwa u1 – u2 adalah kecepatan relatif sebelum tumbukan dan v2 – v1 adalah kecepatan relatif sesudah tumbukan.
                 Kalau tumbukan relatif lenting sempurna, e = 1, pada tumbukan tidak lenting e < 1, dan pada tumbukan di maan sesudah tumbukan kedua benda itu tetap bersatu (tumbukan tidak lenting sempurna) e = 0.
              Halliday (236:2005) menyatakan bahwa energi kinetik total sistem dua benda bertumbukan, jika total energi tersebut tidak berubah karena adanya tumbukan, maka energi kinetik sistem adalah terkonservasi (energi kinetik sistem sama sebelum dan setelah tumbukan ). Tumbukan semacam itu disebut tumbukan elastis. Dalam tumbukan sehari-hari dari benda-benda umum, seperti dua mobil atau bola dan tongkat pemukul, sejumlah energi selalu di transfer dari energi kinetik ke bentuk lainnya, seperti energi panas atau energi suara. Dengan demikian, energi kinetik sistem tidak terkonservasi. Tumbukan semacam itu disebut tumbukan tak elastis. Tumbukan tak elastis dari dua buah benda selalu melibatkan adanya kehilangan energi kinetik dari sistem. Kehilangan energi terbesar terjadi jika kedua benda itu kemudian menyatu, dalam hal ini disebut tumbukan tak elastis sempurna.
            Sainsmini (2015) menyatakan bahwa Pada tumbukan lenting sebagian, beberapa energi kinetik akan diubah menjadi energi bentuk lain seperti panas, bunyi, dan sebagainya. Akibatnya, energi kinetik sebelum tumbukan lebih besar daripada energi kinetik sesudah tumbukan. Sebagian besar tumbukan yang terjadi antara dua benda merupakan tumbukan lenting sebagian. Pada tumbukan lenting sebagian berlaku Hukum Kekekalan Momentum, tetapi tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik.
ΣEk > ΣEk ' , maka:
Ek1 + Ek2 > Ek1' + Ek2'
v2 – v1 > v1' – v2'
Sehingga persamaan diatas dapat dituliskan:
Dengan demikian, dapat disimpulkan pada tumbukan lenting sebagian, koefisien restitusi (e) adalah:
0 < e < 1.
Untuk menentukan koefisien restitusi benda yang bertumbukan, perhatikan contoh berikut ini. Perhatikan gambar berikut!
Sebuah bola elastis jatuh bebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka akan terjadi tumbukan antara bola dengan lantai sehingga bola memantul setinggi h2. Berdasarkan persamaan pada gerak jatuh bebas, kecepatan benda sesaat sebelum tumbukan adalah:
Gerak bola sesaat setelah terjadi tumbukan dapat diidentifikasikan dengan gerak jatuh bebas, sehingga:
Karena lantai diam, maka kecepatan lantai sebelum dan sesudah tumbukan adalah nol, v2 = v2 ' = 0, sehingga besarnya koefisien restitusi adalah:
Nugroho (90:2009) menyatakan bahwa jenis-jenis tumbukan ada tiga yaitu:
1.   Tumbukan lenting sempurna
Pada tubukan lenting sempurna berlaku kekekalan momentum dan kekekalan energi kinetik, yaitu jumlah energi kinetik sesaat sebelum dan sesudah tumbukan sama besar.
m1v12 + m2v22 =  m1v1  + m2v’2
Untuk tumbukan lenting sempurna, kecepatan relatif sesaat sesudah tumbukan sama dengan kecepatan relatif sesaat sebelumtumbukan (namun dengan arah yang berbeda).
            v’2- v1 = (v2 - v1)
v = v2 - v1 adalah kecepatan relatif benda 2 terhadap benda 1 sesaat sebelum tumbukan, sedangkan v= v’2- v1 adalah kecepatan relatif benda 2 terhadap benda 1 sesaat sesudah tumbukan.
2.   Tumbukan lenting sebagian
Pada tumbukan jenis ini haanya berlaku hukum kekekalan momentum dan tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik. Sebab, jumlah energi kinetik setelah tumbukan tidak sama dengan sebelum tumbukan.
3.   Tumbukan tidak lenting sama sekali
Pada jenis tumbukan tidak lenting sama sekali, sesaat setelah tumbukan kedua benda tersebut bersatudan bergerak bersama dengan kecepatan yang sama.
v’2 =  v1 = v
Momentumnya kekal, energi kinetiknya tidak kekal.
m1v1 + m2v2 = (m1 + v2)v’



B.     Alat dan Bahan
1.    Kelereng
2.    Bola tenis meja
3.    Bola bekel
4.    Penggaris
C.     Cara Kerja
1.    Menjatuhkan kelereng dari ketinggian tertentu (h1)
2.    Mengukur h1, dan mencatat dalam tabel data
3.    Mengukur tinggi bola saat dipantulkan h2 dan mencatat dalam tabel data
4.    Mengulangi langkah 1 sampai 3 untuk nilai h1, yang berbeda-beda
5.    Mengulangi langkah 1 sampai 4 untuk bola tenis meja dan bola bekel
D.     Data Hasil Pengamatan
1.    Kelereng
No.
h1 (m)
h2 (m)
 (m)
 (m)
e =  (m)
1.
0,50
0,37
0,70
0,60
0,85
2.
0,60
0,40
0,77
0,63
0,81
3.
0,70
0,45
0,83
0,67
0,80
Rata-rata
e =       0,82
2.    Bola Tenis Meja
No.
h1 (m)
h2 (m)
 (m)
 (m)
e =  (m)
1.
0,50
0,30
0,70
0,54
0,77
2.
0,60
0,35
0,77
0,59
0,76
3.
0,70
0,40
0,83
0,63
0,75
Rata-rata
e =       0,76
3.    Bola Bekel
No.
h1 (m)
h2 (m)
 (m)
 (m)
e =  (m)
1.
0,50
0,35
0,70
0,59
0,84
2.
0,60
0,35
0,77
0,59
0,76
3.
0,70
0,40
0,83
0,63
0,75
Rata-rata
e =       0,78

Tidak ada komentar:

Posting Komentar